Tiba-tiba satu truk aparat keamanan dari Garnisun datang dan membentuk pagar betis di belakang aparat kepolisian dan mamaksa mahasiswa untuk mundur dan masuk kedalam kampus. Hal ini dimamfaatkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab dan melakukan aksi pelemparan batu sehingga aparat keamanan merengsek dan menyerbu masuk ke dalam kampus sambil melakukan aksi pemukulan dan menembakkan gas air mata. Dan lebih tragisnya lagi, mereka melakukan penamparan dan mencaci-maki mahasiswi yang ada di depan Fak. Ekonomi. Mereka juga merusak berbagai fasilitas kampus serta ratusan kendaraan roda dua dan satu kendaraan roda empat. Batu melawan senjata, itulah gambaran perlawanan mahasiswa pada saat itu. Sekitar 20 orang mahasiswa ditangkap dan dipukuli sebelum diangkut. Pukul 16.00 sore Aparat keamanan mundur atas instruksi Kasdam VII Wirabuana Brigjen Pahrul Rosi dan mengadakan dialog dengan mahasiswa. Mahasiswa kemudian menuntut pembebasan mahasiswa yang ditangkap sampai pukul 19.00 malam tanpa syarat. Rabu, 24 April 1996 Pukul 10.00 pagi Mahasiswa kembali melanjutkan aksi di depan kampus dengan menahan sebuah mobil pengangkut sampah sebagai bentuk kemarahan dari aksi masuk kampus dari aparat keamanan. Pagi itu 2 orang anggota ABRI di hadang dan dipukuli oleh mahasiswa Pukul 13.25 siang Aparat keamanan dari kesatuan kavaleri tiba di depan pintu kampus lengkap dengan persenjataan dan tiga panser. Mereka kemudian masuk menyerang mahasiswa ke dalam kampus sementara mahasiswa mencoba menahan aparat masuk lebih jauh. Dalam suasana yang memanas, tiba-tiba ada yang melempar sebilah bambu yang berakibat masuknya aparat lebih dalam lagi. Pukul 14.00 siang Mahasiswa mengadakan rapat di auditorium Al-Jibra. Setelah itu sejumlah civitas akademika UMI melakukan dialog dengan aparat keamanan supaya membolehkan mahasiswa untuk pulang. Pukul 15.50 sore Aparat hanya mundur radius 3 meter di depan pintu kampus, bahkan mereka memukuli mahasiswa yang ingin pulang sehingga mereka lari dan kembali masuk kedalam kampus. Tidak hanya sampai di situ, mereka pun menyerang masuk dengan dua panser melalui pintu dua dan menembakkan gas air mata di halaman mesjid sehingga yang melaksanakan shalat Ashar harus lari karena tak sanggup menahan rasa pedih. Mahasiswa yang berada di pintu satu mencoba menahan aparat dengan cara melempari dengan batu, tetapi bala bantuan datang dan sebuah panser masuk bersama sejumlah aparat bersenjata lengkap dan memaksa mahasiswa untuk mundur. Mereka menembak para mahasiswa bukan denagn tembakan peringatan tapi menembak untuk membunuh mahasiswa. Mahasiswa terdesak dan sebagian menyelamatkan diri lari ke dalam laboratotium dan ratusan mahasiswa lari ke tepi sungai pampang. Aparat kemudian mengejar mahasiswa yang berada di tepi sungai pampang kemudian memukul dengan beringas. Sebagian mahasiswa mencoba menyelamatkan diri dengan cara menlompat ke sungai, tapi pada dasar sungai pampang terdapat Lumpur setinggi 1 meter dan kedalaman kurang lebih 4 meter dengan arus bawah yang deras. Mahasiswa yang berlindung di fakultas di tangkap, lalu dipukuli dan ada yang ditelanjangi (laki-laki). Masyarakat yang tidak tega melihat kekejaman ini mencoba memahan aparat, tetapi mereka pun dipukuli dan ditangkap. Pukul 17.40 sore Aparat meninggalkan lingkungan kampus dan berjaga-jaga di depan kampus. Pukul 18.00 sore Masyarakat memberitahu mahasiswa yang selamat bahwa ada mahasiswa yang terjun ke sungai dan tak muncul-muncul. Pukul 18.15 malam Seorang mahasiswa tanpa identitas ditemukan sekarat dan dibawa ke RS 45. kemudian seorang mahasiswa tak bernyawa di temukan dengan posisi kepala sampai pinggul terbenam di Lumpur. Dia… adalah Saipul Bya, mahasiswa fak. Teknik Arsitektur angk. 94 Pukul 18.30 Praktis aparat keamanan menguasai kampus 100%. Mereka memaksa mahasiswa meninggalkan kampus.mereka yang keluar kemudia di caci-maki dan dilempari dengan batu. Aparat bermalam di kampus. Kamis, 25 April 1996 Pukul 07.00 pagi Mahasiswa berusaha masuk ke kampus dengan segala cara karena diyakini masih ada korban yang belum ditemukan Pukul 08.15 pagi Mahasiswa dan masyarakat mencari korban dengan cara menyelam Pukul 09.00 Kembali seorang korban tak bernyawa di temukan dan ternyata dia adalah Andi Sultan Iskandar. Pukul 12.45 WITA.- Mayat disemayamkan di rumah sakit 45 dengan ambulance kecepatan lambat dan sekitar 100 mahasiswa berjalan kaki. Pukul 13.00 WITA. Masyarakat menemukan lagi M. Tasrif dengan luka dibagian muka dan badannya. Korban di semayamkan di Rumah Sakit 45 dan menuju kerumah duka. Melewati kantor gubernuran dan melakukan tindakan anarkis. Membakar tiga kendaraan aparat keamanan dan menggulingkan tiga tiang listrik. 26 april 1996 Pukul 6.00 Aparat keamanan menguasai kampus, mahasiswa tidak bisa masuk kampus tidak ada aktifitas perkuliahan. Identifikasi korban Syaiful bya, umur 21 tahun,mahasiswa teknik arsistektur umi 94 alamat, BTN paropo blok D 10/9 makassar meninggal disungai pampang, pada hari rabu 24 April 1996,. Pukul 18.15 malam dengan luka memar di bagian dada dan belakang seperti bekas pukulan. Di kebumikan, 25 april 1996 di gorontalo. Andi Sultan Iskandar umur 21 tahun, mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi, angkatan 1994. Alamat jl. Sukariya 1 No.77 Makassar. Meninggal dengan luka pada dada bagian kiri bekas tusukan benda tajam. Wajah, jidat, kepala, dada dan punggung memar dan bengkak bekas pukulan benda keras.Jenasah dikebumikan di kuburan dadi Makassar pada hari jum’at 1996 pada pukul 13:00 WITA. Tasrif, umur 21 tahun, mahasiswa fakultas ekonomi studi pembangunan, angkatan 1994. Alamat Jl. Tidung VII/Stp VII/No. 55 Perumnas Makassar. Dianiaya oleh militer dengan benda keras dan dibunuh kemudian ditenggelamkan di sungai pampang. Mayatnya ditemukan dengan luka bekas tusukan benda tajam pada leher sebelah kanan, pada wajah dan tubuhnya terdapat luka memar dan bengkak.
sumber : ukmseniumi.blogspot.com
suasana saat tragedi terjadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar